11.55

Materi Ngaji Ahad - 30 / 10 / 2011

Pengajian Ahad Pagi Mesjid Al-Fitrah PINDAD
30 Oktober 2011


وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ ﴿٣٥﴾

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.

 رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ فَمَن تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٣٦﴾

Ya Tuhan-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ ﴿٣٧﴾

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. 

 رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللّهِ مِن شَيْءٍ فَي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاء ﴿٣٨﴾

Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. [QS. Ibrahim : 35 - 38]

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ ﴿قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَتَوَجَّهَ نَحْوَ الْكَعْبَةِ وَقَالَ السُّفَهَاءُ مِنْ النَّاسِ وَهُمْ الْيَهُودُ ﴿مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمْ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ فَصَلَّى مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ ثُمَّ خَرَجَ بَعْدَ مَا صَلَّى فَمَرَّ عَلَى قَوْمٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ هُوَ يَشْهَدُ أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ تَوَجَّهَ نَحْوَ الْكَعْبَةِ فَتَحَرَّفَ الْقَوْمُ حَتَّى تَوَجَّهُوا نَحْوَ الْكَعْبَةِ .رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

Dari Al-Bara bin Azib r.a. berkata : “Rasulullah Saw. shalat menghadap Baitul MAqdis 16 atau 17 bulan dan adalah beliau mengharap supaya menghadap ke Ka’bah, kemudian Allah menurunkan (ayat) “[Aku telah melihat bolak-balik mukamu ke langit]” maka ia menghadapnya ke Ka’bah. Dan berkata Sufaha diantara orang-orang, yaitu Yahudi, “[Apa yang mengalihkan mereka dari kiblatnya yang kesana mereka menghadap? Katakanlah, bagi Allah arah timur maupun barat, Ia member petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus]” Seorang laki-laki shalat bersama Nabi Saw. kemudian pulang, ia lewat ke satu kaum dari Anshar sedang shalat Ashar ke arah Baitul Maqdis, ia berkata : ‘Dia menyaksikan, bahwa dia shalat bersama Nabi Saw. dan ia menghadap ke Ka’bah, kemudian mereka merubah arah sehingga menghadap Ka’bah.” [Hadits Riwayat Bukhari].

10.31

Materi Ngaji Ahad - 23 / 10 / 2011

Pengajian Ahad Pagi Mesjid Al-Fitrah PINDAD
23 Oktober 2011

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَاباً وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئاً لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ ﴿٧٣﴾

Hai sekalian manusia, telah dijadikan suatu perumpamaan, maka dengarlah (perumpamaan itu). Sesungguhnya yang kamu seru itu selain Allah, mereka tidak sekali-kali dapat membuat lalat walaupun mereka berhimpun untuk itu. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, niscaya mereka tidak sanggup merebutnya dari lalat itu. (Inilah) kelemahan yang menuntut (si penyembah) dan yang dituntut (benda yang disembah). [QS. Al-Hajj : 73]

عن قتادة: لما ذكر الله تعالى العنكبوت والذباب، قال المشركون: ما بال العنكبوت والذباب يذكران؟ فأنزل الله
Dari Qatadah mengatakan : “Tatkala Allah menerangkan tentang laba-laba dan tentang lalat, Musrikin mengatakan, ‘Mengapa sekedar laba-laba dan lalat itu diterangkan (apa gunanya)? [1] Lalu Allah menurunkan ayat : 

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِي أَن يَضْرِبَ مَثَلاً مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُواْ فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَـذَا مَثَلاً يُضِلُّ بِهِ كَثِيراً وَيَهْدِي بِهِ كَثِيراً وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الْفَاسِقِينَ ﴿٢٦﴾

Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perumpamaan berupa nyamuk atau sesuat yang lebih rendah dari padanya. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka mengetahui bahwa perumpamaan itu benar-benar dari Tuhan mereka, dan adapun orang-orang kafir mereka mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini sebagai perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah melainkan orang-orang yang fasik,

 الَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ أُولَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٢٧﴾
 (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. [QS. Al-Baqarah : 26-27]

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ وَلَا رِيحَ لَهَا .رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

Dari Abu Musa Al-Asy’ari dari Nabi Saw. bersabda : “Perbandingan mukminin yang membaca Al-Quran itu seperti buah Utrujah, manis rasanya dan wangi aromanya. Adapun yang tidak membaca Al-Quran seperti buah Kurma, manis rasanya tapi tidak ada wanginya. Dan perbandingan orang yang jahat yang membaca Al-Quran itu seperti Raihanah, wangi aromanya tapi pait rasanya, dan perbandingan orang yang jahat yang tidak membaca Al-Quran itu seperti buah Handolah, pait rasanya dan tak ada wanginya.” [Hadits Riwayat Bukhari]


[1] Bisa dilihat dalam Tafsir Ibnu Katsir ketika menafsirkan Surat Al-Baqoroh 26.

10.44

Wanita Dalam Pandangan Islam

Insya Allah Menyusul..........

10.39

Wanita Dalam Pandangan Orang . . .

1.      Wanita di Mata Orang Yunani
Di mata mereka, wanita sangat dilecehkan dan diejek. Sehingga mereka mengklaim kaum wanita sebagai najis dan kotoran dari hasil perbuatan setan. Bagi mereka, wanita sama rendahnya dengan barang dagangan yang biasa diperjual belikan di pasar-pasar. Wanita boleh dirampas haknya, tidak perlu diberikan hak bagian harta warisan dan juga tidak berhak menggunakan hartanya sendiri sedikitpun. (Ensiklopedia Wanita Muslimah, 2005: 5)
2.      Wanita di Mata Orang Romawi
        Di zaman romawi yang orang-orangnya memiliki semboyan cukup terkenal “Wanita Itu Tidak Punya Ruh”, kaum wanita mengalami berbagai macam siksaan yang kejam. Betapa tidak, seringkali mereka harus menahan panasnya minyak yang dituangkan ke tubuhnya yang sudah diikat di sebuah tiang. Bahkan terkadang mereka diikatkan pada ekor kuda lalu dibawanya lari sekencang mungkin sampai mati. (Ensiklopedia Wanita Muslimah, 2005: 5)
3.      Wanita di Mata Orang Persia
            Menurut pandangan mereka, seseorang boleh saja menikahi ibunya sendiri, saudara perempuan kandung, bibi dan  muhrim-muhrimnya yang lain.
            Seorang wanita ketika sedang haid akan diasingkan ketempat jauh di luar kota. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan menemuinya kecuali para pelayan yang hanya bertugas menyiapkan makanan. Terlebih kalau seorang wanita kebetulan menjadi istri atau dibawah kekuasaan seorang laki-laki yang kejam dan diktator, maka nasibnya berada ditangan laki-laki itu, mau dibunuh atau dibiarkannya hidup. (Ensiklopedia Wanita Muslimah, 2005: 6)
4.      Wanita di Mata Orang Yahudi
            Ada segolongan orang-orang Yahudi yang menganggap anak wanita itu martabatnya sama seperti pelayan. Ayahnya berhak untuk menjualnya dengan harga murah sekalipun. Orang-orang Yahudi pada umumnya menganggap wanita itu sebagai laknat atau kutukan karena wanitalah yang telah menyesatkan Adam. Apabila seorang wanita sedang mengalami haid, maka mereka enggan makan bersama-sama dengannya. Bahkan ia tidak boleh memegang bejana apa pun karena khawatir tersebar najisnya.
            Sementara ada orang-orang Yahudi yang manakala anak wanita atau istrinya sedang mengalami haid, maka dia mendirikan sebuah kemah lalu didalamnya diletakan kue dan air. Dia biarkan terus anak wanita atau istrinya yang sedang haid itu di dalam kemah tersebut sampai suci. (Ensiklopedia Wanita Muslimah, 2005: 6)
5.      Wanita di Mata Orang Nasrani
            Pernah salah seorang yang dianggap suci di antara mereka mengatakan, “Sesungguhnya wanita adalah sumber kejahatan, malapetaka yang disukai, sangat penting bagi keluarga dan rumah tangga, pembunuh yang dicintai, dan musibah yang dicari.”
            Yang lain mengatakan, “Sesungguhnya wanitalah yang memasukan setan ke dalam jiwa seseorang, yang menentang ketetapan Allah SWT. dan yang kejam terhadap laki-laki.
            Bisa disimpulkan bahwa wanita menurut pandangan orang kafir adalah satu makhluk yang kedudukannya itu sebagai lebih rendah dibandingkan dengan  laki-laki serta menjadi sumber kejahatan yang menggoda manusia dengan alasan wanita itu najis dan kotoran dari hasil perbuatan setan. (Ensiklopedia Wanita Muslimah, 2005: 7)
Sumber :
Al-Barik, Haya binti Mubarok, 2005. Ensiklopedia Wanita Muslimah. Jakarta : Darul Falah.


10.10

Materi Pelajaran Kelas C 19 – 24 September 2011

Materi Pelajaran
Kelas C
19 – 24 September 2011


1. Aqidah [ Senin, 19 September 2011]
       Iman Kepada Malaikat dan Maknanya :

“ Adalah membenarkan keberadaan mereka ( malaikat ) dan sesungguhnya mereka sebagaimana Allah SWT. telah mensifatinya ( hamba – hamba yang dimuliakan ). Malaikat mempunyai jasad yang halus, diciptakan dari cahaya, tidak makan dan tidak minum, dan tidak mendurhakai Allah SWT. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.”[1]
            Mengenai jumlah malaikat, tentu saja tidak ada yang dapat mengetahuinya dengan pasti kecuali Allah SWT. hanya saja ada beberapa malaikat yang wajib kita ketahui dengan tugas – tugasnya, yaitu :
1. Malaikat Jibril, yang ditugaskan Allah SWT. untuk menurunkan wahyu kepada Rosul-Nya.
2. Malaikat Mikail, yang ditugaskan Allah SWT. untuk mengatur hujan.
3. Malaikat Isrofil, yang ditugaskan Allah SWT. untuk meniup sangkakala dihari kiamat.
4. Malaikat Izroil, yang ditugaskan Allah SWT. untuk mencabut nyawa.
5. Malaikat Munkar, yang diperintahkan Allah SWT. untuk memeriksa dialam kubur.
6. Malaikat Nakir, yang diperintahkan Allah SWT. untuk memeriksa dialam kubur.
7. Malaikat Roqib, yang diperintahkan Allah SWT. untuk mencatatkan amal baik manusia.
8. Malaikat ‘Atid, yang diperintahkan Allah SWT. untuk mencatatkan amal jelek manusia.
9. Malaikat Malik, yang diperintahkan Allah SWT. untuk menjaga di Neraka.
10. Malaikat Ridwan, yang diperintahkan Allah SWT. untuk menjaga di Surga.



2. Akhlaq dan Hadits [Selasa, 20 September 2011]
       Silaturrahim :
       Imam Al-Qurthubi Mengatakan : Silaturrahim memiliki dua arti :[2]
a. Arti Umum  adalah silaturrahim terhadap Agama. Silaturrahmi harus dilakukan dengan Iman, mencintai dan menolong orang-orang yang beriman. Di samping itu, menasihati, tidak membahayakan, adil, bijak, dan memberikan hak-hak mereka. Misalnya, membantu orang yang terkena mushibah, menolong teman yang membutuhkan pertolongan dan hak-hak mereka lainnya.
b. Arti Khusus adalah  Silaturrahim kepada keluarga, baik keluarga ayah maupun keluarga ibu. Mereka memiliki hak-hak khusus dan tambahan, seperti nafkah, mengetahui kabar, dan tidak meninggalkan mereka dalam masa-masa sulit. Hak-hak mereka dikuatkan dengan hak-hak silaturrahim khusus. Sehingga, jika hak-hak tersebut datang bersamaan, didahulukan dan yang paling utama.
Rasulullah Saw. Bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ )  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ 
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa ingin dilapangkan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menghubungkan tali kekerabatan." [ Hadits Riwayat Imam Bukhari ][3]

3. Fiqih [Rabu, 21 September 2011]
          Kaifiyat (Tata Cara) Berwudhu :[4]
          a. Membaca Basmalah
          b. Mencuci dua telapak tangan sampai pergelangan 1,2 atau 3 kali dimulai dari yang kanan dahulu, celah-celah dan jari digosok-gosok.
          c. berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung 1,2 atau 3 kali dan disemburkan kembali.
          d. Mencuci muka dengan rata 1,2 atau 3 kali dimulai dari yang kanan dahulu.
          e. Mencuci tangan sampai sikut 1,2 atau 3 kali dimulai dari yang kanan dahulu.
          f. Mengusap kepala dimulai dari depan ke belakang, kemudian ditarik kembali kedepan, langsung mengusap luar dan dalam telinga 1 kali.
          g. Mencuci kedua kaki sampai mata kaki 1,2 atau 3 kali dimulai dari yang kanan dahulu, menggosok celah-celah dan jari kaki.
          h. Membaca dua kalimat Syahadat sebagai bacaan setelah Wudhu.

4. Bahasa Arab [Kamis, 22 September 2011]
       Membaca Materi Tentang “Ta’aruf” : [5]
5. Tarikh Islam [Jum’at, 23 September 2011]
Isra dan Mi’raj [I][6] :
       Isra maksudnya ialah perjalanan malam Nabi Muhammad Saw. Bersama malaikat Jibril as. dari Masjid Al-Haram di kota Makkah ke Masji Al-Aqsho di Palestina. Mi’raj maksudnya ialah naiknya Rasulullah Saw. Bersama Malaikat Jibril as. dari Masjid Al-Aqsho ke langit sampai ke Sidratul Muntaha.
          Isra dan Mi’raj adalah Mukjizat bagi Rasulullah Saw. yang berlaku atas kehendak dan kuasa Allah Swt. Isra dan Mi’raj itu terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke sebelas dari kenabian Muhammad Saw. pada malam Isra dan Mi’raj itu, Nabi Muhammad Saw. telah menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Pada malam itu Rasulullah Saw. menerima langsung perintah shalat fardhu lima waktu sehari semalam. Pada malam itu juga Nabi Muhammad Saw. kembali ke bumi dan tiba di makkah sebelum fajar. Isra dan Mi’raj adalah kejadian yang sangat besar dan luar biasa. Kita harus meyakini bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi.

6. Al-Quran dan Tahsin [Sabtu, 24 September 2011]
       Surat Al-Qari’ah : 5-6.
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ ﴿٥﴾ فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ ﴿٦﴾ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ﴿٧﴾
5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.


[1] A. Zakaria. Pokok-Pokok Ilmu Tauhid. Ibn Azka 2005. Garut. Jilid I Hal : 28.
[2] Adnan Tharsyah. Manusia Yang Dicintai dan Dibenci Allah. Mizan : Bandung. Hal : 21.
[3] Ibnu Hajar Al-Asqolani. Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam. Software Pustaka Al-Hidayah. Hadits No. 1483.
[4] KH. Deddy Rahman. Kaifiyat Shalat Nabi Saw. Majlis Ta’lim ‘Ibadurrahman : Bandung. Hal : 13-14.
[5] Darsono dan Tatang Ibrahim. Fasih Berbahasa Arab I. Tiga serangkai Pustaka Mandiri: Bandung. Hal : 6.
[6] Departemen Agama RI. Tarikh Islam 2. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam : Jakarta 1999. Hal : 13.